When The Drizzle go away from home. Banyak pengalaman yang akan kau temui, kadang indah kadang menyedihkan. kadang akan membuatmu merasa ingin terjung dari lantai gedung tertinggi, tapi di samping semua itu ada bayangan wajah mereka yang akan terpukul karena tindakanmu itu. i'm survive,.. untuk mereka dan mimpiku "Mengenggam dunia ini".
Great Teacher...
Today is Teachers Day, yeay ^^
The very thing i never thought is BEING a Teacher, since in the premier school i have ambition become a Doctor and International Singer. But actually my habit show me to become a teacher, like i always teaching my cousin when i'm holiday in my grandma home, when my cousin coming in my home. And i have a big interested in Indonesia Education. it's inspired when i was watching Danias movie, but i still insist to become a Doctor.
When the first time i go to Kaimana, make a promised to dedicated my life in there.
And now i believe my destiny is become a GREAT TEACHER. like connecting the dots, i'm still connecting my dots.
1. since in the premier school i like to teaching.
2. Care about Understanding student.
3. 2 times follow test selection scholarship and no receive, because i choose in medicine subject, but when i choose mathematic education i received ^^.
4. all my family always say "you will be a teacher" and past i will angry because i want be a doctor. and now i believe if Word is a Pray.
5. Interested in research, and a teacher should be a researcher, ohw i like this.
Become a Teacher i can be a researcher, be a psychology, and being still young. hahaha, i really love to become a teacher now.
Great Teacher
Masih mencari jatih diri, masih mencari referensi tentang jurusan yang
akan di ambil nanti setelah lulus S1, terserah dimana kampusnya di
Florida atau Cambridge, atau mungkin ada opsi lain yang penting sesuai
dengan visi dan misi, minat dan bakat. Tertarik pada Curriculum
Development, Design Research, Mathematics Education, Psychology,
Mathematics Roadshow, Pengabdian masyarakat, kenapa psikologi karena
saya ingin menjadi guru yang terbaik bukan hanya di akademik namun bisa
faham tentang siswa juga, dulu selalu berfikir saya ini memiliki indra
keenam, mencoba menebak situasi, mencoba mengerti perasaan orang-orang
sekitar, mencoba menerawang mengapa siswa menjawab seperti ini, sehingga
tindakan yang dilakukan sesuai. Semangat untuk INDONESIA JAYA,
sebenarnya merasa miris dengan penerus bangsa yang seperti ini, sangat
berbeda dengan zaman kami dulu. Masa kini penerus bangsa kita krisis
moral, saya fikir kita tak punya harapan, namun secara tak sengaja saat
penelitian di suatu sekolah saya menemukan kehangatan dan keharuan
ternyata masih ada harapan, masih ada siswa yang dididik dengan sangat
baik, mereka sopan, teduh ketika dipandang, bahkan sangat nyaman berada
disekitar mereka. ini baru satu tempat yang saya kunjungi, saya yakin
masih ada banyak sekolah seperti ini baik di pelosok nusantara. semoga
tetap istiqomah, dan merekalah calon pemimpin yang terbaik untuk
INDONESIA JAYA. #YUkselamatkanPenerusBangsa
We through have long same motivation
And the more Qualification
Should be Match with the dividing
And the more Qualification
Should be Match with the dividing
Bukannya tidak bersyukur dengan keadaan seperti ini, namun kejenuhan beberapa tahun terakhir ini menghampiri. Bahkan saat kelas Analisis Rill, saya mengatakan "Mungkin saya salah jurusan".
Rasanya tidak bergairah, padahal kata orang ketika menyukai sesuatu seberat apapun itu, kita akan sangat bergairah melakukannya.
Tak seperti dulu saat masa sekolah, belajar merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Pulang sekolah belajar, pukul 15:30 kursus matematika, malemnya belajar lagi. Rasanya duniaku penuh dengan yang namanya belajar.
Saat ini yang membuatku bergairah adalah mimpiku kuliah diluar negeri, membaca kisah pengalaman pelajar-pelajar Indonesia di luar negeri, merupakan ketertarikan sendiri. Melihat mereka berfoto dengan berbagai keunikan dan keindahan bangunan, kultur, dan sosialisasi.
Dulu sangat iri ketika tahu beberapa anak Kaimana mendapat beasiswa ke Jerman, nyesek banget. "Kenapa sih bukan saya? " . Dalam beberapa hari mungkin sampai berbulan-bulan menstalking media sosial mereka, baik facebook maupun blog.
Awalnya mungkin seperti rasa penasaran yang tertunda, karena beasiswa APU waktu itu gagal kudapatkan saat SMA. Hingga sekarang rasanya nyesek banget. T.T
Saat melihat salah satu tetanggaku yang kebetulan juga mendapat beasiswa di Maroko, itu semakin membuatku bersemangat ingin meraih mimpi yang sempat tertunda tersebut.
Sampai kehilangan arah selama beberapa tahun, karena yang ada difikiran pada saat itu lulus kuliah, kerja, jadi pegawai, punya gaji, punya rumah sehingga males ah belajar toh nanti ujung-ujungnya kerja juga. bahkan putus asa untuk mimpiku tersebut karena nama di dokumen seperti ijazahku berbeda dengan di KTP dan akta kelahiran, itu membuat nyaliku menciut. Rasanya sangat frustasi, dengan hal tersebut.
Namun sekarang berbeda, saya tidak peduli dengan hal tersebut lagi. saya yakin kemampuan kita lebih dari segalanya dibanding dengan yang di dokumen, terinspirasi juga dengan film IDIOT, dia sekolah namun dengan nama orang lain di ijazahnya.
Sebenarnya mudah saja sih untuk mengganti akta kelahiran, namun rasanya sangat berat untuk melepas gelar di belakang namaku, nama Ayah yang sangat kusayang. Sudah mencari di mbah google, dan mendapat sedikit titik terang namun lagi dan lagi harus ada yang dikorbankan. Jika memperbaiki akta sesuai dengan ijazah berarti harus mengorbankan nama Ayah, namun jika membiarkan saya dikemudian hari kemungkinan tak mendapat NIDN dari DIKTI karena menurut dikti orang tersebut berbeda.
Saya tidak peduli dengan NIDN asalkan saya bisa menimba ilmu diluar negeri, mengambil Master of Education di Cambridge, dan jika diberi kesempatan juga bisa mengambil Doctor.
Jurusan yang sekarang ini membuat saya tertarik adalah berkaitan dengan Design Research, Curriculum Development, Psychologi untuk siswa. Bahkan saya berniat untuk bekerja di Surya Research setelah pendidikan Master dan Doctor. Mengapa SURE ? karena saya memiliki visi dan misi yang sama yaitu MENUJU INDONESIA JAYA,
Rasanya tidak bergairah, padahal kata orang ketika menyukai sesuatu seberat apapun itu, kita akan sangat bergairah melakukannya.
Tak seperti dulu saat masa sekolah, belajar merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Pulang sekolah belajar, pukul 15:30 kursus matematika, malemnya belajar lagi. Rasanya duniaku penuh dengan yang namanya belajar.
Saat ini yang membuatku bergairah adalah mimpiku kuliah diluar negeri, membaca kisah pengalaman pelajar-pelajar Indonesia di luar negeri, merupakan ketertarikan sendiri. Melihat mereka berfoto dengan berbagai keunikan dan keindahan bangunan, kultur, dan sosialisasi.
Dulu sangat iri ketika tahu beberapa anak Kaimana mendapat beasiswa ke Jerman, nyesek banget. "Kenapa sih bukan saya? " . Dalam beberapa hari mungkin sampai berbulan-bulan menstalking media sosial mereka, baik facebook maupun blog.
Awalnya mungkin seperti rasa penasaran yang tertunda, karena beasiswa APU waktu itu gagal kudapatkan saat SMA. Hingga sekarang rasanya nyesek banget. T.T
Saat melihat salah satu tetanggaku yang kebetulan juga mendapat beasiswa di Maroko, itu semakin membuatku bersemangat ingin meraih mimpi yang sempat tertunda tersebut.
Sampai kehilangan arah selama beberapa tahun, karena yang ada difikiran pada saat itu lulus kuliah, kerja, jadi pegawai, punya gaji, punya rumah sehingga males ah belajar toh nanti ujung-ujungnya kerja juga. bahkan putus asa untuk mimpiku tersebut karena nama di dokumen seperti ijazahku berbeda dengan di KTP dan akta kelahiran, itu membuat nyaliku menciut. Rasanya sangat frustasi, dengan hal tersebut.
Namun sekarang berbeda, saya tidak peduli dengan hal tersebut lagi. saya yakin kemampuan kita lebih dari segalanya dibanding dengan yang di dokumen, terinspirasi juga dengan film IDIOT, dia sekolah namun dengan nama orang lain di ijazahnya.
Sebenarnya mudah saja sih untuk mengganti akta kelahiran, namun rasanya sangat berat untuk melepas gelar di belakang namaku, nama Ayah yang sangat kusayang. Sudah mencari di mbah google, dan mendapat sedikit titik terang namun lagi dan lagi harus ada yang dikorbankan. Jika memperbaiki akta sesuai dengan ijazah berarti harus mengorbankan nama Ayah, namun jika membiarkan saya dikemudian hari kemungkinan tak mendapat NIDN dari DIKTI karena menurut dikti orang tersebut berbeda.
Saya tidak peduli dengan NIDN asalkan saya bisa menimba ilmu diluar negeri, mengambil Master of Education di Cambridge, dan jika diberi kesempatan juga bisa mengambil Doctor.
Jurusan yang sekarang ini membuat saya tertarik adalah berkaitan dengan Design Research, Curriculum Development, Psychologi untuk siswa. Bahkan saya berniat untuk bekerja di Surya Research setelah pendidikan Master dan Doctor. Mengapa SURE ? karena saya memiliki visi dan misi yang sama yaitu MENUJU INDONESIA JAYA,